Marketing FOMO Untuk Penjualan Di Website

Share Artikel

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Daftar Isi

Apa itu marketing FOMO? Fear of Missing Out atau FOMO merupakan istilah psikologi yang menggambarkan rasa gelisah seseorang jika ketinggalan sebuah tren atau suatu hal yang menyenangkan. Bahasa kekiniannya “takut ketinggalan.” 

Contoh sederhananya seperti ini, bagaimana kira-kira perasaan Anda saat teman mengunggah foto liburan di media sosial? Sementara di sisi lain Anda harus sibuk bekerja. Apakah Anda merasa iri, gelisah, dan takut di saat yang sama? Jika iya, itulah yang dinamakan dengan FOMO.

Marketing FOMO memanfaatkan rasa takut tersebut untuk membuat calon konsumen melakukan pembelian dengan lebih cepat. Sebab jika mereka tidak melakukan pembelian dengan cepat, maka mereka akan ketinggalan sesuatu. Entah itu diskon, stok yang terbatas, atau yang lainnya.

7 Cara Menerapkan Marketing FOMO di Website

1. Berikan Diskon Terbatas

Membeli barang dengan harga lebih murah dari harga normal adalah kesempatan besar yang sulit dilewatkan oleh calon konsumen. Namun, bagaimana jika diskon tersebut hanya berlangsung dalam waktu terbatas saja?

Nah, jika seperti itu, sudah dipastikan para calon konsumen akan lebih berusaha lagi untuk membeli produk tersebut karena tak mau ketinggalan diskon.

Diskon terbatas adalah salah satu strategi populer dari marketing FOMO.

2. Tampilkan Jumlah Pengguna

Contoh penerapan lain dari marketing FOMO adalah dengan menampilkan jumlah pengguna/pembeli produk Anda. Hal ini bisa menunjukkan bahwa sudah banyak orang yang percaya dengan produk Anda.

Outputnya adalah dengan memberi pemahaman terhadap calon konsumen bahwa selama ini mereka ketinggalan dari pengguna lainnya.

3. Tunjukan Bahwa Produk Sedang Dibutuhkan Banyak Orang

Biasanya, strategi marketing FOMO yang satu ini mempunyai dua efek kepada calon konsumen. Pertama, jika mereka tak langsung membeli, maka hilanglah kesempatan pembelian. Kedua, jika tak membeli produk tersebut, kemungkinan besar mereka harus membeli produk lain dengan harga yang tentunya lebih mahal.

marketing fomo

Kedua efek tersebutlah yang akan mendorong calon konsumen yang memang sudah tertarik untuk segera membuat keputusan pembelian. Sebab, semakin lama mereka menunda pembelian, bisa-bisa produk tersebut akan segera dibeli oleh orang lain terlebih dahulu.

4. Batasi Ketersediaan Produk

Tampilkan sisa stok produk. Dengan begini, calon konsumen bisa tahu dengan jelas berapa ketersediaan sisa produk yang mereka inginkan sebelum kehabisan. Hal ini akan menghasilkan sense of urgency kepada calon konsumen untuk segera membeli produk tersebut.

marketing fomo

Anda pun dapat melipatgandakan sense of urgency dari strategi ini dengan memberikan timer countdown. Jadi, produk tersebut hanya tersedia terbatas dalam jangka waktu tertentu saja (flash sale). Seperti pada contoh gambar di atas.

5. Berikan Batasan Waktu Pesanan

Strategi marketing FOMO yang satu ini sudah umum diterapkan saat memesan hotel, konser, tiket transportasi, ataupun bioskop. Biasanya untuk jenis ini, batasan waktu berkisar antara 15 menit hingga 30 menit sebelum pesanan otomatis dibatalkan oleh sistem. 

Namun, lamanya batasan waktu ini bisa Anda sesuaikan menurut jenis bisnis online Anda. Intinya sih, batasan waktu bisa memberikan sense of urgency kepada calon konsumen untuk segera membayar pesanannya.

6. Tawarkan Gratis Ongkir Terbatas

Menurut sebuah survei, sebanyak 9 dari 10 orang mengatakan kalau gratis ongkir menjadi alasan utama untuk memilih belanja secara online. Anda bisa memanfaatkan data ini untuk strategi marketing FOMO dengan menawarkan gratis ongkir terbatas.

marketing fomo

Saat ada penawaran gratis ongkir terbatas, orang-orang cenderung akan segera melakukan pembelian. Karena jika tidak melakukan pembelian, maka mereka akan kelewatan gratis ongkir dan harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya pengirimannya (yang seharusnya bisa gratis). 

7. Perbaiki Bagian Rekomendasi Produk

Anda bisa mencoba melakukan perubahan dari penulisan “produk yang berkaitan” atau “rekomendasi produk yang mirip,” dengan mengubahnya menjadi, “Orang lain juga membeli produk ini.” Perubahan kecil ini menambahkan elemen social proof, sehingga bisa memicu perasaan FOMO pada konsumen.

Semoga artikel yang kami sediakan selalu bermanfaat untuk teman-teman sekalian. Selamat mencoba yah.

Featured Image by Hand photo created by cookie_studio – www.freepik.com

Share Artikel

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram