Sebelum membahas toko baju fast fashion yang banyak digemari tahun 2020 ini, ada baiknya kita mengerti dulu apa yang dimaksud dengan fast fashion.
Istilah fast fashion digunakan untuk mendeskripsikan koleksi busana murah mengikuti tren merek-merek mentereng yang diproduksi dalam waktu cepat.
Dahulu proses produksi tren busana dari catwalk yang sifatnya eksklusif ke konsumen secara luas membutuhkan waktu hingga enam bulan. Saat ini, 3 (tiga) toko baju yang akan kami bahas, bisa menyajikan gaya terkini untuk dibeli konsumen hanya dalam waktu satu bulan.
Berikut kami rangkum 3 (tiga) toko baju fast fashion yang banyak digemari tahun 2020;
1. H&M (Hennes & Mauritz)
Brand fashion H&M didirikan oleh Erling Persson, seorang pengusaha asal Swedia. Pada tahun 1947, Erling Persson mendirikan sebuah toko pakaian khusus wanita yang ia beri nama “Hennes”. Ia mendirikan toko khusus pakaian wanita tersebut setelah ia kembali dari perjalanannya ke Amerika Serikat.
Sekitar tahun 1968, Erling Persson mengakuisisi toko pakaian berburu dan memancing milik Mauritz Widforss. Setelah proses merger berhasil, nama brand fashion milik Erling Persson diubah menjadi H&M, yang merupakan singkatan dari Hennes & Mauritz. Sejak saat itu, brand fashion milik Erling Persson tersebut juga jual baju untuk pria.
H&M memiliki gerai di 62 negara dengan jumlah toko mencapai lebih dari 4500-an. Di Indonesia saja, gerai H&M telah menyebar di berbagai kota mulai dari Jakarta, Bandung, Bali, Solo, Batam, Medan, Jogjakarta, Makassar, hingga Surabaya.
Jika kamu gemar berbelanja di H&M dan ingin menjadi yang pertama untuk membeli koleksi terbarunya, maka waktu berbelanja yang paling tepat adalah hari Senin dan Kamis. Sebab pada hari Senin dan Kamis, toko mendapat kiriman barang-barang terbaru, sehingga kamu akan langsung mendapatkan koleksi terbaru dari H&M jika berbelanja di dua hari tersebut.
2. Toko Baju; Uniqlo
Uniqlo.Co.Ltd adalah perusahaan Jepang dalam bidang perencanaan produk, produksi, distribusi pakaian kasual. Perusahaan ini membuka toko eceran pakaian kasual dengan merek Uniqlo.
Nama Uniqlo berasal dari nama toko pertama bernama Unique Clothing Warehouse yang dibuka Tadashi Yanai di Kota Hiroshima, Prefektur Hiroshima pada 2 Juni 1984. Konsep tokonya sebagai “sebuah gudang raksasa dengan pilihan konstan”.
Ide didapat Yanai ketika berkunjung ke Amerika Serikat. Ia mengunjungi koperasi universitas yang ramai dikunjungi remaja karena menjual pakaian kasual berharga murah seperti orang membeli majalah.
Uniqlo menyebut model bisnisnya sebagai SPA (Specialty store retailer of Private label Apparel) atau toko pengecer khusus untuk pakaian merek sendiri. Semua tahap dalam bisnis dikelola sendiri oleh perusahaan ini, mulai dari desain, produksi, sampai kepada penjualan secara eceran.
Strategi kunci dalam model bisnis baju perusahaan ini adalah pesanan massal dalam partai besar untuk setiap artikel barang. Pesanan massal berakibat pada pengurangan dramatis harga pengadaan barang.
Di Indonesia sendiri, gerai Uniqlo telah menyebar di berbagai kota-kota besar mulai dari Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya dan lainnya.
3. Zara
Zara adalah salah satu merek yg berasal dari Spanyol dan bermarkas di Arteixo, Gallicia. Didirikan pada tahun 1975 oleh Armancio Ortega dan Rosallia mera.
Awalnya, Armancio dan Rosallia ingin menamakan merek bisnis baju mereka dengan nama Zorba, sesuai dengan nama fim favorit mereka, ‘Zorba the Greek’. Namun nama itu sudah dimiliki toko lain, sehingga mereka menggantinya, dengan pertimbangan nama yang singkat, sehingga muncullah nama Zara. Merek ini yang kini hadir di setiap sudut dunia.
Dikutip dari Wikipedia, Zara hanya membutuhkan satu pekan untuk mengembangkan produknya. Jika desain tidak laku dalam waktu seminggu, akan langsung ditarik dari toko.
Zara menawarkan produk jauh lebih banyak dari perusahaan sejenis dan mengeluarkan sebanyak 12.000 desain baru setiap tahunnya. Jumlah itu 3-6 kali lipat dibandingkan pesaing utamanya.
Strategi penjualan yang dilakukannya pun berbeda dengan perusahaan kebanyakan. Zara tidak melakukan iklan untuk memasarkan produknya atau zero advertising. Perusahaan lebih memilih menginvestasikan pendapatannya dengan membuka toko baru sebagai gantinya.
Di Indonesia sendiri, gerai Zara telah menyebar di berbagai kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Makassar, Surabaya dan lainnya.
–
Featured Image by Sale photo created by freepik – www.freepik.com