Steve Jobs; 3 Buku Menginspirasi Hidupnya

Share Artikel

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Daftar Isi

Siapa yang tidak mengenal Steve Jobs? Jikapun kemungkinan beberapa orang tidak mengenalnya, tapi mereka tentu tahu karya fenomenal dari beliau, Apple. Mungkin banyak pengguna Apple yang tidak tau siapa penggagas dan pembuatnya, namun itu tidak membuat value dari beliau berkurang. Bahkan terus bertambah setiap waktunya.

Dalam perjalanan panjang proses Steve Jobs untuk membuat sebuah mahakarya, ia sering menghabiskan waktu untuk bermeditasi, membaca buku, dan mempelajari hal-hal yang menurutnya berguna.

Semua kegiatan tersebut akhirnya berhasil membawanya menuju ke sebuah tempat yang dimana banyak manusia menginginkannya, yaitu menanamkan kualitas dan karya abadi untuk selalu dikenang dan dipergunakan.

Namun, tahukah Anda bahwa ada 3 (tiga) buku yang menurut Steve Jobs sangat mempengaruhi hidupnya? Mau tahu buku apa saja? Berikut kami tampilkan uraiannya;

1. Be Here Now – Ram Dass

steve jobs

Steve Jobs bilang karya ini sangat mendalam. Membahas tentang filosofi spiritualitas, meditasi, dan yoga. Isinya berupa ringkasan dan percobaan praktis realisasi spiritualisme.

Bagian pertama adalah otobiografi pendek, yang menggambarkan keberhasilan Alpert sebagai psikolog, penelitiannya dengan Timothy Leary ke dalam psikedelik di Harvard, dan kegelisahannya selanjutnya ketika penelitian ini tidak menyelesaikan pertanyaan spiritualnya.

Dia kemudian menggambarkan perjalanan pertamanya ke India dan inisiasinya ke dalam hubungan Guru-chela dengan Neem Karoli Baba, dan penggantian nama spiritual sebagai “Baba Ram Dass”, atau “pelayan dewa”. Ram Dass menutup bagian pertama buku ini dengan bagian ini:

“Sekarang, meskipun saya seorang pemula di jalan, saya telah kembali ke Barat untuk sementara waktu untuk menyelesaikan karma atau komitmen yang tidak terpenuhi. Bagian dari komitmen ini adalah membagikan apa yang telah saya pelajari dengan Anda yang sedang dalam perjalanan yang serupa. Seseorang dapat berbagi pesan dengan menceritakan “kisah kita” seperti yang baru saja saya lakukan, atau melalui metode pengajaran yoga, atau bernyanyi, atau bercinta. Kita masing-masing menemukan kendaraan uniknya untuk berbagi sedikit kebijaksanaan dengan orang lain. Bagi saya, kisah ini hanyalah wahana untuk berbagi dengan Anda pesan yang sebenarnya, iman yang hidup dalam apa yang mungkin.”


2. The Innovator’s Drama – Clayton M Christensen

steve jobs

Menggambarkan saat sebuah bisnis melakukan inovasi, namun takut inovasinya ini justru akan “mengkanibal” produk utama yang menjadi andalannya. Cocok dibaca bagi siapa saja yang sedang menjalankan sebuah bisnis.

Perusahaan besar dapat gagal, bukan karena mereka melakukan kesalahan, tetapi karena mereka melakukan segalanya dengan benar. Memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini membuat perusahaan menolak inovasi terobosan, “teknologi yang mengganggu” yang menciptakan produk dan peluang masa depan.

Pemikiran radikal dan panggilan bangun. Mengutip contoh dari banyak industri (komputer, ritel, farmasi, mobil, baja), Clayton M. Christensen menjelaskan cara menghindari nasib yang sama. Dia menyajikan strategi untuk menentukan kapan tidak mendengarkan pelanggan, kapan harus mengejar pasar kecil dengan mengorbankan yang lebih besar, dan cara-cara lain untuk memastikan pertumbuhan dan laba jangka panjang.

Buku pemenang penghargaan ini menunjukkan kepada manajer perubahan yang mungkin terjadi dan bagaimana merespons kesuksesan.

3. 1984 – George Orwell

steve jobs

Merupakan satire tajam yang menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakt totaliarian. Di dalamnya setiap gerak warga dipelajari, setiap kata terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan.

Nineteen Eighty-Four atau 1984 adalah buku karya George Orwell yang diterbitkan pada tahun 1949 dan sebagian besar ditulis pada tahun 1948. Buku ini menceritakan visi Orwell mengenai keadaan di dunia pada tahun 1984, dalam masa kekuasaan suatu rezim yang mengamati setiap tingkah laku warganegaranya sampai tidak ada satu tempatpun yang lolos dari pengamatan, termasuk kamar tidur sendiri.

Share Artikel

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram