Yang mana sih yang dimaksud bisnis berdasarkan strategi harga? Kali ini kita akan membahasnya setelah pada artikel sebelumnya kita telah membahas lengkap mengenai bisnis produksi, bisnis fisik, dan bisnis berdasarkan sumber revenue.
Langung saja berikut kami uraikan beberapa model bisnis berdasarkan strategi harganya >>>
–
1. Razor Blade
Model bisnis yang satu ini menerapkan strategi harga di mana produk utama berharga murah, bahkan gratis. Namun di sisi lain, produk pendukung diberi harga yang lebih tinggi dan digunakan untuk mendapatkan laba.
Strategi bisnis ini menggunakan strategi lock-in, di mana produk utama dan produk pendukung wajib melengkapi satu sama lain. Artinya, customer hanya bisa membeli produk pendukung dari produsen yang sama.
Contohnya alat cukur brand Gillette dengan produk pendukung pisau cukur ataupun krim cukur, printer Canon dengan produk pendukung tinta, hingga kartu operator seluler brand Telkomsel dengan produk pendukung isi ulang pulsa.
Semua produk utama ini dijual dengan harga standar. Namun, pengguna diharuskan membeli produk pendukung agar dapat terus menggunakannya, yaitu pisau cukur, tinta, atau isi ulang pulsa.
–
2. Reverse Razor Blade
Berlawan dengan strategi razor blade, reversed razor blade malah memberi harga yang cukup tinggi pada produk utama tapi memberikan banyak benefit produk pendukung ke konsumen.
Contoh bisnis yang menerapkan hal ini adalah Apple dengan Macbook Air nya. Meskipun dihargai cukup mahal, di sisi lain pengguna bisa menggunakan produk pendukung seperti aplikasi maps, email, organizer dan lainnya tanpa mengeluarkan biaya lagi. Bahkan beberapa produk pendukung seperti aplikasi dengan kualitas terbaik bisa ditambahkan secara gratis melalui App Store.
–
3. Nickel and Dime
Berbeda lagi dengan 2 model bisnis sebelumnya, Nickel and Dime ini menjual produk utama dengan harga terjangkau, dan di sisi lain sekaligus menawarkan berbagai fitur tambahan. Pada akhirnya, biaya yang dikeluarkan customer akan jauh lebih tinggi dari harga standar, sesuai permintaan konsumen.
Contoh bisnis yang menerapkan hal ini adalah Salesforce, perusahaan pembuat software CRM.
Meskipun penggunaan software Salesforce berjalan dengan baik, untuk menunjang beberapa pekerjaan diperlukan integrasi dengan aplikasi pihak ketiga lainnya.
Model bisnis ini juga bisa diterapkan pada bisnis kuliner. Misalnya, Anda berjualan nasi goreng biasa. Lalu, menawarkan berbagai topping seperti seafood, sosis, atau bakso untuk menu tambahan tersebut dengan harga tersendiri.
–
Featured image by Sale photo created by KamranAydinov – www.freepik.com